Kasus Hina Wartawan, PWRI Riau Sayangkan Ucapan yang Keluar Dari Mulut Plt Bupati Kuansing

Ketua PWRI Riau, Feri Windria

Riaubisa.com, Pekanbaru - Kasus penghinaan wartawan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) masih menjadi isu hangat dan ditanggapi oleh Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Riau.

Sebab, hingga saat ini, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, belum menyampaikan permintaan maaf. Baik secara pribadi ataupun organisasi.

"Kok bisa seorang Bupati mengeluarkan kata kata yang tidak pantas kepada insan press (wartawan). Kalau memang ada pemberitaan yang merasa terganggu pemerintahan, bupati bisa menjelasan kebenarannya, bukan memusuhi," kata Ketua PWRI Riau, Feri Windria, kepada riaubisa.com, Rabu (27/7/2022).

Dia menyebutkan, keretakan dan ketidakharmonisan antara wartawan dengan Kepala Pemerintahan dalam hal ini Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby, dikatakannya jelas berdampak merugikan kinerja Plt. Bupati Kuansing secara pribadi ataupun Pemerintahannya ke depan.

Kehadiran wartawan, lanjut dia, bukan mencari musuh, namun mencari informasi kebenaran dan fungsi kontrol yang disampaikan kepada publik (masyarakat). Baik itu pemberitaan pembangunan yang sifatnya membangun.

"Saya berharap Kepala Daerah jadikanlah wartawan ini sebagai teman, tempat penyampaian informasi ke publik,” kata dia.

Dia berharap, kasus seperti ini tidak terjadi lagi. Baik di Kuansing maupun di daerah lainnya.

"Untuk permasalahan dengan Bupati Kuansing hanya masalah pemberitaan tentang proyek. Kalau memang dalam pemberitaan itu ada permasalahan ada hak jawabnya. Tak perlu ada perselisihan," ungkapnya.

Feri mengimbau kepada rekan rekan wartawan untuk selalu mengedepankan profesional dalam bidang kejurnalistikan.

"Tetap menjaga marwah profesi sebagai wartawan," pintanya. 

Sebelumnya diberitakan, Plt. Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, menghina wartawan pasca pemberitaan persoalan tender proyek terkait pemberhentian para Pejabat Lelang Proyek yang membuat geger lingkungan Pemkab Kuansing.

Suhardiman gerah pasca pemberitaan berjudul 'Soal Tender Proyek, ASN di Kuansing ini Jawab Tuduhan Korupsi yang Disebut Plt Bupati' yang tayang di riaubisa.com.

Padahal, berita tersebut memuat pernyataan pembelaan diri hak jawab dari sejumlah pejabat lelang proyek yang dicopot oleh Suhardiman.

"Siapo yang nulis ko? Wtw Kacangan ko. (Siapa yang menulis ini, wartawan kacangan ini). Cari narasumber yang independen (menulisnya mesti berimbang)," kata Suhardiman, melalui percakapan pribadi yang dikirimkan untuk jurnalis Riaubisa, Sabtu (23/07/22) lalu.

Atas pemberitaan itu, wartawan riaubisa berusaha menjelaskan apa yang membuat suhardiman merasa keberatan atas pemberitaan tersebut.

Namun, bukan hak jawab atas pemberitaan yang diberikan melainkan kata kata ancaman. "Oke nanti kita ketemu di dewan pers. Biar dewan pers yang jadi wasit," katanya.

Suhardiman juga memberikan jawaban atas pemberitaan yang dikirimkan dengan menyebutkan bahwa yang namanya Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) pasti ada pemberi dan penerima dan melibatkan banyak orang.

"Ada saling keterkaitan dalam kegiatan yang disangkakan (Kontraktor, PPK, PA, ULP dan Pokja) itulah lingkaran yang akan kita usut," sebutnya. (*)