Sejumlah Nasabah Jadi Korban Skimming, OJK Minta Bank Riau Kepri Lakukan Ini

Ilustrasi: ATM Bank Riau Kepri

Riaubisa.com - Adanya sejumlah nasabah Bank Riau Kepri (BRK) yang jadi korban dugaan skimming mendapat perhatian serius dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepri.

OJK lantas meminta BRKi untuk segera menuntaskan persoalan tersebut demi kenyamanan nasabah yang menjadi korban skimming.

Kepala OJK Kepri, Rony Ukurta Barus mengatakan nasabah yang menjadi korban skimming pasti berharap tabungan mereka yang raib bisa kembali dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya. 

“Yang bisa saya sampaikan mungkin melakukan investigasi internal. Temukan titik persoalan, dan lokasi terjadinya skimming. Mereka pasti sudah punya gambaran terkait pelaku dari tindakan ini. Jadi semakin cepat selesai semakin baik,” kata dia, Selasa (10/5).

Menurutnya, pihak bank sudah membentuk tim khusus untuk menangani dugaan Skimming pada mesin ATM milik Bank mereka. Nasabah yang dirugikan pasti mengharapkan hal yang sama yaitu uang mereka segera kembali, dan kejadian ini tidak terulang kembali.

“Saya sudah konfirmasi kepada mereka. Saat ini masalah masih diselidiki. Tim juga sudah dibentuk dan tengah bekerja,” ujarnya.

Rony menyampaikan pihak bank masih mengumpulkan dan mendata jumlah nilai kerugian nasabah. Hal ini akan didapatkan berdasarkan laporan nasabah kepada pihak bank. Kehilangan uang di rekening ini membuat nasabah sudah pasti khawatir. Untuk itu, menurutnya ini akan menjadi atensi utama dari pihak bank.

Ia juga meminta agar Bank Riau Kepri tetap mematuhi prosedur yang berlaku, seperti pelaporan awal yang telah dilakukan kepada Bank Indonesia Perwakilan Kepri.

Selain itu, pihak bank Riau Kepri bisa meningkatkan sistem pengawasan di mesin ATM dan sistem lainnya, sehingga mampu menghindari kejadian serupa di kemudian harinya.

Ia juga mengimbau kepada nasabah bank manapun untuk memperhatikan dan berhati-hati ketika bertransaksi. Meskipun sudah berada di ruang ATM pastikan tetap menjaga kerahasiaan saat bertransaksi seperti yang dianjurkan pihak perbankan.

“Tentu sebagai nasabah inginnya aman, untuk itu, mungkin ada yang perlu ditingkatkan ke depannya,” terang Rony.

Karena ini tindakan sudah membuat kerugian nasabah, dan masuk dalam tindakan kejahatan, menurutnya usai melakukan investigasi internal, pihak bank bisa melanjutkan membuat laporan kepada pihak kepolisian. Hal ini agar bis ditindaklanjuti.

“Kalau investigasi internal sudah selesai, jadi bisa menjadi bahan dalam pelaporan ke polisi. Saya rasa mereka sudah paham akan hal ini,” lanjutnya.

Untuk menenangkan nasabah yang kehilangan uang mereka, ia meminta kepada pihak bank untuk melakukan komunikasi yang intens dengan nasabah. Karena mereka yang menderita kerugian, sehingga sangat membutuhkan informasi dan perekmbangan akan nasib tabungan mereka.

Meskipun bank akan bertanggung jawab penuh, kepastian dan informasi yang berkelanjutan sangat dibutuhkan oleh nasabah. Pihak bank harus menyampaikan informasi sedetail mungkin kepada nasabah. Hal ini bertujuan agar nasabah bisa tenang menunggu uang mereka kembali.

“Tentu usai melapor mereka ingin kejelasan. Jadi jangan sampai nasabah ini terabaikan. Intinya sampaikan informasi sekecil apapun kepada mereka,” tutupnya.

Sebelumnya, Pimpinan Kantor Pusat Bank Riau Kepri, Edi Wardana melalui siaran pers mengucapkan permintaan maaf kepada nasabah yang menjadi korban skimming. Pihaknya sudah membentuk dan menunjuk langsung tim investigasi untuk menyelidiki persoalan Skimming yang membuat nasabah kehilangan dana tabungan mereka.

“Saat ini masih dalam proses. Kami menjamin uang dan dana simpanan milik nasabah aman,” kata dia.

Saat ini pihaknya sudah memproses laporan yang masuk dari nasabah. Untuk total kerugian masih dalam pendataan. Nasabah diminta bersabar hingga proses pelaporan dan penyelesaian serta pengembalian uang milik nasabah selesai. (*)