Puluhan Meja dan Kursi Siswa di SLB Sri Mujinab Pekanbaru Diangkut Paksa Kontraktor

Puluhan meja dan kursi yang digunakan oleh siswa siswi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sri Mujinab Pekanbaru, diangkut paksa oleh kontraktor ke dalam bak mobil pikap, Senin (20/6/2022) pagi/Foto: Bambang

Riaubisa.com, Pekanbaru - Puluhan meja dan kursi yang digunakan oleh siswa siswi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sri Mujinab Pekanbaru, diangkut paksa oleh kontraktor ke dalam bak mobil pikap, Senin (20/6/2022) pagi.

Meja dan Kursi itu diangkut setelah para pekerja berkoordinasi dengan para guru dan Kepala Sekolah.

Saat diangkut, para guru dan kepala sekolah tampak tenang dan duduk sembari melihat para pekerja mondar mandir mengangkut meja dan kursi dari dalam kelas.

Kepala Sekolah SLB Sri Mujinab Pekanbaru, Adriningsih, ditemui riaubisa.com, mengatakan, ada 9 kelas yang kursi dan mejanya diangkut paksa.

Kursi dan meja itu kata dia, sudah diserahterimakan sejak tahun 2018 dari Disdik Riau ke SLB Sri Mujinab.

"Kalau soal bayar membayar itu saya tidak tahu, sudah datang beberapa kali (kontraktor) dan saya sudah hubungi orang dinas, dan ini ketiga kali datang diangkat paksa," ucap Adriningsih.

Dia menjelaskan, kontraktor sebelumnya telah memberitahu perihal tagihan pembayaran meja dan kursi yang menunggak dibayarkan. Namun, pihaknya tidak mengetahui perihal itu dan menyerahkannya kepada Disdik Riau.

"Sempat pada saat datang (kontraktor), kalau tidak diselesaikan, ini (meja dan kursi) kami ambil paksa. Kalau mereka mengambil paksa saya harus berbuat apa," ucapnya.

Dengan diangkatnya meja dan kursi yang digunakan untuk kegiatan belajar siswa siswi SLB Sri Mujinab Pekanbaru, dia memastikan bahwa aktivitas belajar mengajar tetap berlanjut dan dipastikan tidak ada yang terganggu.

"Kursi dan meja lama masih ada, dari bahan fiber. Dengan adanya kursi ini, kami simpan yang lama. Kursi kami yang lama masih bagus, fiber bukan kayu. Ada kelas yang tidak pakai ini, kita banyak kursi dan meja kita. Itu dibelikan yayasan asli," ungkapnya.

Kontraktor Pengadaan, Hendrik, mengatakan, pihaknya terpaksa mengangkut paksa meja dan kursi di SLB Sri Mujinab Pekanbaru karena tidak ada itikad baik dari Dinas Pendidikan Riau dalam menyelesaikan persoalan tunggakan pembayaran.

"Ada 2 paket pengadaan meja dan kursi oleh Disdik Riau. Satu paket di SLB Sri Mujinab senilai Rp 120 juta dan 1 paket lagi di Sekolah yang ada di Bagan Batu senilai Rp 120 juta," jelasnya.

Dari tahun 2018, belum dibayarkan, kurang lebih hampir Rp 200 Juta. Respon orang dinas bahkan tidak menunjukkan itikad baik.

Bahkan pihak di Disdik Riau kepadanya berjanji akan menyelesaikan persoalan tunggakan pekerjaan yang telah diserahterimakan sejak tahun 2018 ini.

Namun, saat dirinya menjumpai PPTK pengadaan barang di Disdik Riau, oknum tersebut lepas tangan. Malah dirinya diiming imingi diberikan paket pengadaan barang yang baru.

"Padahal kemarin kita setor fee ke PPTK di Dinas Pendidikan Riau Rp 48 Juta. PPTK nya yang minta itu," cetusnya. (*)